PERTUMBUHAN
PENDUDUK
1.
Pengertian penduduk
Penduduk
semua orang atau manusia yang berdomisili di wilayah georafis selama enam bulan
atau lebih dengan tujuan untuk menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan 3
faktor yaitu fertilitas, moralitas dan migrasi.
A. Fertilitas
(Kelahiran)
Fertilitas
sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang
wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya
bayi yang lahir hidup. Natalitas mempunyai arti yang sama dengan fertilitas
hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas menyangkut peranan kelahiran pada
perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan
penduduk dan reproduksi manusia
B. Mortalitas
(Kematian)
Mortalitas
atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang dapat
mempengaruhi perubahan penduduk. Informasi tentang kematian penting, tidak saja
bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung
dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Mati adalah keadaan menghilangnya semua
tanda – tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah
kelahiran hidup.
C. Migrasi
Migrasi
merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk.
Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus
mengingat adanya densitas (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak merata,
adanya faktor – faktor pendorong dan penarik bagi orang – orang untuk melakukan
migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk transportasi semakin lancar. Migrasi
adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke
tempat lain melampaui batas politik/negara atau pun batas administratif/batas
bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan
yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain. Migrasi antar bangsa
(migrasi internasional) tidak begitu berpengaruh dalam menambah atau mengurangi
jumlah penduduk suatu negara kecuali di beberapa negara tertentu yang berkenaan
dengan pengungsian, akibat dari bencana baik alam maupun perang. Pada umumnya
orang yang datang dan pergi antarnegara boleh dikatakan berimbang saja
jumlahnya. Peraturan – peraturan atau undang – undang yang dibuat oleh banyak
negara umumnya sangat sulit dan ketat bagi seseorang untuk bisa menjadi warga
negara atau menetap secara permanen di suatu negara lain.
2. Teori kependudukan
menurut para ahli
A. Aliran
Malthusian
Aliran
ini dipelopori oleh Thomas Robert Maltus, seorang pendeta Inggris, hidup pada tahun
1766 hingga tahun 1834. Pada permulaan tahun 1798 lewat karangannya yang berjudul:
“Essai on Principle of Populations as it Affect the Future Improvement of Society,
with Remarks on the Specculations of Mr. Godwin, M.Condorcet, and Other Writers”,
menyatakan bahwa penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak
ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat
beberapa bagian dari permukaan bumi ini. Tingginya pertumbuhanpenduduk ini disebabkan
karena hubungan kelamin antar laki – laki dan perempuan tidak bisa dihentikan.
Disamping itu Malthus berpendapat bahwa untuk hidup manusia memerlukan bahan
makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat
dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Apabila tidak diadakan
pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan mengalami
kekurangan bahan makanan. Inilah sumber dari kemelaratan dan kemiskinan
manusia.
B. Aliran
Neo-Malthusians
Pada
akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, teori Malthus mulai diperdebatkan lagi.
Kelompok yang menyokong aliran Malthus tetapi lebih radikal disebut dengan kelompok
Neo-Malthusianism. Menurut kelompok ini (yang dipelopori oleh Garrett Hardin
dan Paul Ehrlich), pada abad ke-20 (pada tahun 1950-an), dunia baru yang pada
jamannya Malthus masih kosong kini sudah mulai penuh dengan manusia. dunia baru
sudah tidak mampu untuk menampung jumlah penduduk yang selalu bertambah. Paul
Ehrlich dalam bukunya “ThePopulation Bomb” pada tahun 1971, menggambarkan
penduduk dan lingkungan yang ada di dunia dewasa ini sebagai berikut. Pertama,
dunia ini sudah terlalu banyak manusia; kedua, keadaan bahan makanan sangat
terbatas; ketiga, karena terlalu banyak manusia di dunia ini lingkungan sudah
banyak yang tercemar dan rusak.
C. Aliran
Marxist
Aliran
ini dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Tatkala Thomas Robert Malthus
meninggal di Inggris pada tahun 1834, mereka berusia belasan tahun. Kedua –
duanya lahir di Jerman kemudian secara sendiri – sendiri hijrah ke Inggris. Pada
waktu itu teori Malthus sangat berpengaruh di Inggris maupun di Jerman. Marx
dan Engels tidak sependapat dengan Malthus yang menyatakan bahwa apabila tidak diadakan
pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan kekurangan bahan
pangan. Menurut Marx tekanan penduduk yang terdapat di suatu negara bukanlah
tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan penduduk terhadap
kesempatan kerja. Kemelaratan terjadi bukan disebabkan karena pertumbuhan
penduduk yang terlalu cepat, tetapi kesalahan masyarakat itu sendiri seperti
yang terdapat pada negara – negara kapitalis. Kaum kapitalis akan mengambil sebagaian
pendapatan dari buruh sehingga menyebabkan kemelaratan buruh tersebut. Selanjutnya
Marx berkata, kaum kapitalis membeli mesin – mesin untuk menggantikan pekerjaan
– pekerjaan yang dilakukan oleh buruh. Jadi penduduk yang melarat bukan
disebabkan oleh kekurangan bahan pangan, tetapi karena kaum kapitalis mengambil
sebagian dari pendapatan mereka. Jadi menurut Marx dan Engels sistem
kapitalisasi yang menyebabkan kemelaratan tersebut. Untuk mengatasi hal – hal
tersebut maka struktur masyarakat harus diubah dari sistem kapitalis ke sistem sosialis.
D. Teori
John Stuart Mill
John
Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi berkebangsaan Inggris dapat
menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju
pertumbuhan bahan makanan sebagai suatu aksioma. Namun demikian ia berpendapat bahwa
pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya. Selanjutnya
ia mengatakan apabila produktifitas seseorang tinggi ia cenderung ingin mempunyai
keluarga yang kecil. Dalam situasi seperti ini fertilitas akan rendah. Tidaklah
benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihidarkan atau kemiskinan itu disebabkan
karena sistem kapitalis. Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan
bahan makanan, maka keadaan ini hanya bersifat sementara saja. Pemecahannya ada
dua kemungkinan yaitu: mengimport bahan makanan, atau memindahkan sebagaian
penduduk wilayah tersebut ke wilayah lain. Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya
tingkat kelahiran ditentukan manusia itu sendiri, maka Mill menyarankan untuk
meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu. Dengan meningkatnya pendidikan
penduduk maka secara rasional mereka mempertimbangkan perlu tidaknya menambah
jumlah anak sesuai dengan dan usaha yang ada. Di samping itu Mill berpendapat
bahwa umumnya perempuan tidak menghendaki anak yang banyak, dan apabila
kehendak mereka diperhatikan maka tingkat kelahiran akan rendah.
Sumber :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/19103/Chapter%20II.pdf;jsessionid=02C63E6756494327808176306F801A5F?sequence=3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar